Minggu, 24 September 2017

Ketika Panggilan Haji Telah Tiba

Alhamdulilllah, tak terasa masa penantian berangkat haji telah tiba. 

Walau agak telat Pi Siaga nge-blog kisah perjalanan ini, semoga masih dapat memberikan manfaat bagi blogger semua, aamiin.

Menengok sedikit ke belakang dari saat pendaftaran yang penuh perjuangan lihat catatan blog ini Daftar Haji SISKOHAJ sekitar Oktober tahun 2011, pada tulisan dahulu "Dalam bukti "Setoran BPIH" terdapat nomor porsi kita, wah kami dapat nomor 1000449590 dan 1000449591. Kalau di-hitung2 Jawa Barat dapat jatah 32.000 per tahun dan sekarang baru mencapai nomor 1000247738 maka kurang lebih (449590-247738)/32.000 = 6,3 alias 6 tahunan mungkin sekitar tahun 2017 atau 1438H, kalau prediksi petugasnya sih bilang sekitar tahun 2016, Insya Allah. Beliau bilang coba telepon saja ke Informasi Haji Depag Bekasi di 88964090 pada bulan Mei-Juni." ternyata realisasinya adalah tahun ini 1438 H atau sekitar 6 (enam) tahun menunggu saat itu.

Pemantauan nomor porsi memang bisa dilihat di website kemenag atau sekarang tersedia di aplikasi "Haji Pintar", tapi untuk memastikan keberangkatannya memang agak repot, apabila kita bertanya ke kantor kemenag kabupaten/kota jawabannya hanya bisa menunggu penetapan dari kemenag pusat. Walhasil keputusan penetapan keberangkatan jemaah calon haji baru ada pada akhir bulan Maret atau lima bulan sebelum puncak haji. 

Setelah kita mendapatkan kepastian dari Kemenag maka segera membayar ke Bank tempat kita mendaftar untuk melakukan pelunasan yaitu selisih dari biaya ONH yang ditetapkan oleh pemerintah. Tahun 1438 H/ 2017M ini ditetapkan Rp 34.306.780,00 sehingga setiap jemaah ONH biasa (reguler) kurang Rp 9.306.780,00 dari setoran awal yang Rp 25 juta, untuk ONH Khusus beda lagi loh. Yang unik, saldo lebih sisa dana kita yang tersedia di buku tabungan haji tidak bisa ditarik loh. Alasannya karena masih dalam proses keberangkatan haji, padahal kan sudah lunas. Untunglah pada akhirnya sebelum keberangkatan ke Saudi bisa ditukarkan dengan uang Riyal Saudi Arabia (SAR) yah hitung2 sebagai uang tambahan living cost yang diberikan oleh pemerintah sebesar 1.500 SAR.

Untuk melakukan pelunasan pada bank tempat pendaftaran jahi dahulu, bawalah Bukti Setoran Awal nomor porsi, buku tabungan yang tentunya telah berisi saldo (lebih dari jumlah selisih tersebut di atas) dan asli identitas diri. Menurut pihak Kemenag Kota Bekasi identitas diri (KTP) harus sama dengan saat pendaftaran tentunya ini mustahil karena sudah lebih dari lima tahun pasti berganti KTP. Dalam hal kami (saya dengan Mayang) kebetulan telah mengalami pergantian KTP dari manual menjadi elektronik. Selain telah berganti bentuk juga telah berganti nomor NIK, walaupun nomor telepon dan HP telah berubah untungnya hal ini tidak menjadi masalah karena yang penting adalah nama dan alamat lengkapnya masih sama, syukur alhamdulillah.

Setelah BPIH disetorkan (pindah buku) nampaknya "Bukti Setoran BPIH" awal digantikan dengan "Setoran BPIH Pelunasan" nah selembar dokumen ini sangat penting asli atau fotokopi baik untuk pendaftaran ulang, pendaftaran kesehatan, dokumen masuk asrama (SPMA=Surat Perintah Masuk Asrama) bahkan sampai dengan pengambilan paket air zam zam di Kantor Kemenag setempat, yang bentuknya seperti ini:


Setelah memperoleh Bukti Pelunasan BPIH maka mendaftar ulang ke Kantor Kemenag setempat dengan membawa kelengkapan sebagai berikut:



Pembinaan Kesehatan Pertama di Puskesmas Kelurahan sekitar bulan Mei

Keterangan Puskesmas nomor 7 setelah melalui pemeriksaan kesehatan lengkap ke RS yang ditunjuk pihak Puskesmas (pengantar Puskesmas) dapat dilakukan menyusul seperti berikut:



Nah, Nomor Registrasi yg dipojok kanan tuh sangat menentukan untuk pengajuan berkas keberangkatan haji mulai dari pembuatan jadwal kloter, pengajuan visa elektronik dan seterusnya, makanya untuk suami/istri atau keluarga hendaknya berurutan karena kalau terpisah jauh akan berbeda kloter, tempat duduk pesawat,maktab dan sebagainya repot deh nantinya tidak bisa bersama. Khususnya yang Haji Mandiri seperti kami yang tidak pakai KBIH (Yayasan) dalam lingkungan warga sini awalnya ingin selalu bersama-sama tetapi karena berbeda-beda saat daftar ulangnya akhirnya terpisah kloter masing-masing keluarga.

Setelah pendaftaran ulang selesai maka kegiatan berikutnya adalah mengikuti Manasik Haji selama 8 (delapan) kali di Masjid/tempat  yang ditunjuk oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan masing-masing selama Bulan Juni 2017 (Bulan Ramadhan). Hingga akhirnya pada akhir bulan Juli pertemuan Kloter dan persiapan berangkat, kurang dari dua minggu loh persiapan dari pemberitahuan kloter sampai dengan panggilan masuk asrama, maka persiapkanlah dirimu kalau sudah mendaftar ulang, Bismillah.

Cobaan dan ujian datang silih berganti.

Dalam waktu persiapan berangkat yang baru diketahui pada 24 Juli atau kurang dari sepuluh hari, Pi Siaga harus mencari waktu untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga, saudara dan tetangga tuk memohon maaf dan khilaf selama bermuamalah dalam kehidupan dunia. Juga rencana tuk mengunjungi anak yatim terdekat yang semuanya akhirnya didukung penuh dan dilaksanakan oleh Mayang.




Ujian yang menggembirakan juga datang dari kantor tempat Pi Siaga mengabdi, dalam kurang dari seminggu mendapatkan panggilan dari Bu Menteri tuk pelantikan promosi jabatan yang baru, Innalillahi... sekaligus Alhamdulillah Ya Allah, senang campur takut, campur bingung menjadi satu. Senang karena mendapatkan status pengakuan di kantor yang lebih baik, takut karena amanat yang dibebankan pimpinan (baca: rakyat) semakin berat, dan bingung karena tidak bisa langsung meninggalkan pekerjaan dengan mengambil cuti besar segera. Alhamdulillah semua dapat kami lalui dengan baik, masuk kantor sampai pekan terakhir dengan full lembur sendiri hingga hampir tengah malam dalam masa tersebut, alhamdulillah diberikan kesehatan dan kelancaran oleh Allah swt, Subhanallah.


Rahmat dari Allah SWT

Bismillahi wal hamdulillah, padamu negeri...
Tiga hari jelang keberangkatan Mayang harus jatuh sakit...Ya Allah.. tuk melunturkan dosa-dosakah? Ya Allah ampunilah hamba-Mu yang lemah ini. Mungkin karena cape dengan persiapan yang maraton, belum sempat   packing2 koper kadar typhoid dalam darahnya naik hingga 1/360 bikin dokter pembimbing juga kaget padahal hasil cek kesehatan, lab urin, darah lengkap, EKG, rongent selama ini baik semua. Terpaksa harus perawatan bedrest, karena waktu yang kurang dari lima hari maka diputuskan dokter dan perawatnya saja yang konsul jarak jauh dan diinfus di rumah. 


Sampai pada malam keberangkatan cek kesehatan Mayang kunjungan ke dokter sp penyakit dalamya karena masih ada keluhan BAB, diputuskan untuk bermalam di tempat dengan tambahan infus lagi hingga subuh sd keberangkatan ke asrama embarkasi Bekasi, La hawlawala quwwata illa billah, kuserahkan semua pada-Mu Ya Allah....

Labbaika Allahumma Labbaika....  .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar