Selasa, 22 Mei 2012

Strategi Marketing Speedy by Telkom?

Sambungan internet merupakan hal yang wajib bagi ngebulnya dapur ACDM, itu loh Adiel Cakes by dapur Mayang. Bagaimana tidak, lebih dari 80% customer ACDM diperoleh lewat jalur ini. Mencari ISP alias operator networking inet di bilangan Wisma Asri, Bekasi Utara susah-susah gampang.

Pada awal kembalinya kami ke Bekasi sempat mencoba bawaan modem 3G Flash tahun 2009 eks langganan dari poros utara Kalimantan, tepatnya Bontang, eh di Wisma Asri yang notabene bagian Megapolitan Jakarta koq malah masih megap2 ... Mungkin posisi geografis yang nanggung antara buntut atau barangkali sekarang Kepala Naga Bekasi Summarecon dan kecamatan Babelan menciptakan gap bagi networking hampir semua operator.

Akhirnya mau tak mau cuma bisa mengandalkan sambungan inet by Speedy cable ADSL sebagai tumpuan, padahal tipe sambungan teleponnya jadul banget.. masih pakai kabel tembaga kali. Bayangkan dari mulai berlangganan telepon tahun 2003-an s.d. sekarang masih belum bisa melayani yang namanya caller id, call forwarding, text atau layanan plus lainnya. Apalagi yang namanya Groovia TV+Speedy yang baru dilaunching Telkom, huh udik :(

Speedy ini sebagai satu-satunya ISP pakai kabel di Wisma Asri alias Bekasi Utara -padahal di Bekasi Selatan dan Cikarang sdh ada operator swasta yang memakai kabel optik- mempunyai konsep meraih pelanggan cukup unik, kalo nggak mau dibilang aneh. Bayangkan, sudah 3 tahun ini kalau langganan speedy selalu ikut tarif promosi sebagai pelanggan baru yang dikenakan tarif Rp 125 Rb/bulan selama setahun untuk unlimited service speed up to 384 Kbps fair usage 3 GB dan setelah itu maka kembali ke tarif normal Rp 214 rb/bulan (termasuk PPN). Akibatnya bila tarif promo habis ACDM segera berhenti berlangganan, kemudian setelah satu bulan berhenti bisa ikut langganan baru lagi dengan tarif baru, promo lagi dan dapat modem baru lagi.

Cukup merepotkan memang, kadang kita males atau belum sempat ke kantor PT Telkom untuk menyatakan berhenti. Asal tahu saja, untuk memulai dan berhenti berlangganan harus datang sendiri ke kantor Telkom untuk menandatangani formulir dan meterai. Mungkin disini kelebihan PT Telkom, maksudnya dia bisa dapet hasil lebih dari orang2 yang males tuk ngurus berhenti dan registrasi berlangganan lagi so akan bertambah pundi2 pendapatan dari  tarif reguler. Lantas berapa banyak pelanggan yang mau repot2 seperti itu, atau malah pada akhirnya banyak pelanggan yang  mau berhenti total saja...?

Namun bagi ACDM yang tetap setia... (soalnya masih banyak tetangga yang kerja di PT Telkom punya rayuan maut.. he hee). Hmmmm... tentunya selama masa transisi dan berhenti berlangganan  harus ada ISP cadangan. Kalau dari operator Telkomsel dan Indosat by handset macam handphone dan gadge lainnya sih sudah pasti stand by. Tapi kalau untuk sambungan dengan modem dan router buat jaringan di rumah (dengan atau tanpa kabel alias wifi) tentunya perlu extra effort untuk memilih dan menggunakannya.

Saat ini memang sambungan nirkabel di kawasan Wisma Asri, Teluk Pucung cukup lumayan; hampir semua operator GSM dan CDMA bersaing untuk memberikan layanan inet yang ngejoss, berikut uji coba speed dengan modem dari beberapa ISP:

Test di atas menggunakan dua tools, yang kotak merah dengan server yang di link oleh Speedy Telkom dan yang kotak biru oleh link-nya CBN. Wah kalau lihat hasil test dari dua server yang hasilnya hampir sama, rasanya Speedy paling tertinggal namun dengan harga yang paling mahal woww... Padahal sudah hampir setengah tahun ini ACDM terkena tarif reguler tersebut. Maka dengan tekad bulat diputuskan untuk datang ke kantor Telkom Ahmad Yani, Bekasi tuk berhenti berlangganan, setelah mengadukan kondisinya ke Customer Service eh malah dapat penawaran tuk terus berlangganan dengan harga spesial Rp 104 rb/ bulan, apa kata dunia...?

Kata Ma'yang di rumah, "Kenapa nggak dari kemaren2 ya..." Ugh,lets we try again...