Ketak-ketik comment status FB yang akhirnya nyerempet ngebahas bakul kuenya Mayang yang dibecandain "ah ngak usah ta' urus bakulnya, mbok bakul'e aja...." hingga adanya sentilan tentang MoU antara kami berdua dalam menjalani kebersamaan rumah tangga yang dikatakan pasti berbelit pasalnya.
Lantas kutulis comment dalam status itu tuk menyangkalnya... "nggak koq MoU nya cuma 3 pasal: psl 1 suami tdk pernah salah, psl 2: suami selalu benar, psl 3: kalau terjadi kekeliruan pada suami maka kembali ke pasal sebelumnya...wa ka kaaaa"
Entah berhubungan atau tidak, sorenya dapat BBM yang beginian:
"Dosa yg merusak pernikahan :
a. Suami :
1. Suami tdk berfungsi menjadi pemimpin dgn baik akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri nomer 1 dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dgn wanita lain.
4. Suami krng disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tdk pernah minta maaf.
b. Istri :
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.
Kebutuhan seorang Suami :
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yg rapi.
4. Istri yg menarik
5. Saling menghargai.
Kebutuhan seorang Istri :
1. Kasih dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.
Ingat..!!
Kepala keluarga yg berhasil dalam keluarga maka keberhasilan yg lain akan mengikuti,
Kepala keluarga yg gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.
If u care about family, broadcast this. It will save a marriage."
Wah tuh pesannya koq mengena ya, walau tak jelas nara sumber-nya toh sempat ku baca dan kami bahas, dengan kesimpulan sepihak kita ambil positifnya saja.
Kebetulan juga topiknya jadi membuat terngiang-ngiang, entah karena jadi terinspirasi atau terstigma secara diam-diam, lanjut sorenya hingga malam hingga pagi, hingga malam lagi ....
Entah berhubungan atau tidak, sorenya dapat BBM yang beginian:
"Dosa yg merusak pernikahan :
a. Suami :
1. Suami tdk berfungsi menjadi pemimpin dgn baik akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri nomer 1 dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dgn wanita lain.
4. Suami krng disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tdk pernah minta maaf.
b. Istri :
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.
Kebutuhan seorang Suami :
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yg rapi.
4. Istri yg menarik
5. Saling menghargai.
Kebutuhan seorang Istri :
1. Kasih dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.
Ingat..!!
Kepala keluarga yg berhasil dalam keluarga maka keberhasilan yg lain akan mengikuti,
Kepala keluarga yg gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.
If u care about family, broadcast this. It will save a marriage."
Betul ya... atau betulkah... kalau isteri nggak ada kebutuhan seperti kebutuhan suami yang nomor satu itu?
Wah tuh pesannya koq mengena ya, walau tak jelas nara sumber-nya toh sempat ku baca dan kami bahas, dengan kesimpulan sepihak kita ambil positifnya saja.
Kebetulan juga topiknya jadi membuat terngiang-ngiang, entah karena jadi terinspirasi atau terstigma secara diam-diam, lanjut sorenya hingga malam hingga pagi, hingga malam lagi ....
Oh Oktober..Oktober....ada aja yang disebelin, bikin galau....
Kata-kata "sebel" yang terucap diantara terngiangnya kata-kata.... "mengintil" ntahlah, "sebel aja".
Kata-kata "sebel" yang terucap diantara terngiangnya kata-kata.... "mengintil" ntahlah, "sebel aja".
Kata-kata "sebel" yang terucap diantara terngiangnya kata-kata "jealous".... ntahlah, "sebel aja"
Pokoknya sebel aja.... atau gondok... atau galau.... atau parno....
Mungkinkah karena sebel seharian di rumah udah kerja bebersih tanpa didampingi ma'yang yang sedang ikut kelas perguruan cake-nya namun pulang tanpa ucapan terima kasih? memang daku sampai2 tak sempat tuk menjemputnya, biarlah jagoan sulung yang melakukannya tuk mewakiliku,
Mungkinkah karena yayang juga tengah dlm keasyikannnya dalam mewujudkan proyek-proyek cakenya dlm titian mewujudkan impiannya yg tak kunjung mencapai gapaian?
Mungkinkah karena daku terlalu terjebak dalam kotak korek api itu dalam kebersamaan mendampinginya?
Begitu banyak hasrat tuk menyatakan "everything allright"
Begitu banyak hasrat tuk menyatakan "everything undercontrol"
yang acap kali tercetus dalam benakku..,
pokoknya tidak ada lagi "mengintil", tidak ada lagi ini....., tidak ada lagi itu....
berikanlah ini...., berikanlah itu....
biarlah dia dalam kebebasannya... bukan dalam sangkar emas, apalagi sangkar bambu.... ah sungguh manusiawi....
Sesungguhnya hanya satu ...I love You.... seperti dulu.....
Ya Allah, Ya Rabb, berilah kami petunjuk, taufik, hidayah dan inayah-Mu....
Menjelang tengah malam, Ahad tanggal tersebut di atas judul....